foreword: denude before the ghosts

"Writing letters.... mean to denude oneself before the ghosts, something for which they greedily wait." --Franz Kafka

Akhirnya aku bikin blog juga. Seperti yang lainnya. Meski sesungguhnya aku sudah pernah memiliki blog; di situs lain, beberapa tahun yang lalu. Tapi tiba-tiba blog itu ilang, lenyap, tak tau kenapa. Belakangan baru aku tahu bahwa situs itu berubah menjadi berbayar, dan aku enggan meregistrasi ulangnya.

Menulis blog sesungguhnya sesuatu yang menyenangkan. Karena ia memberi ruang buat pikiran kita. Membantu pelepasan apa yang kadang menyumbat di kepala. Tapi ia juga bisa menjadi buah simalakama. Karena ketika menulis, kita--tepatnya gw--seringkali tidak sanggup menahan diri untuk menyatakan hal-hal yang sifatnya pribadi. Padahal kita tahu tahu, blog bisa dibaca siapa aja.

Jauh-jauh hari, Kafka dalam suratnya ke pujaan hatinya, si manis Milena Jezenska, telah menyatakan betapa ia khawatir ketika harus menulis dan mengirimkan sebuah surat. Karena surat itu bisa jatuh ke siapa saja, dibaca orang-orang yang tidak ada urusannya. Dan menulis blog tentu lebih gila.

Menulis blog, melebihi menulis surat pada zaman Kafka, benar-benar telah menjadi praktek bertelanjang diri di hadapan jutaan hantu maya yang tiap hari menunggu tulisan "menyenangkan" yang bisa menghibur mereka. Ya, para pengguna internet--khususnya penggemar blog--tak ubahnya hantu-hantu yang disinyalir Kafka, yang selalu menanti-nanti tulisan yang layak mereka telan demi kesenangan mereka. Dan internet melapangkan hasrat akan hal itu. Karena ia membuat dunia tak ubahnya rumah kaca.

Tapi ya sudahlah. Di blog ini aku hanya berharap bisa menulis. Menulis apa aja. Syukur bisa menulis sesuatu yang berharga.

Tentu, tidak banyak yang bisa diharap dari blog ini. Karena aku bukan Kafka, juga bukan Marquez, yang biografinya diberi judul Living To Tell the Tale. I'm not living to tell the tale. Tapi yang jelas aku ingin menulis. Menulis apa yang disebut Mark Twain sebagai good non-sense. Dan berbagi...