27.5.08

bbm naik, rakyat ngedumel

Akhirnya bbm naik. Dan rakyat hanya ngedumel. Sekali lagi hanya ngedumel. Kenyataan ini menjelaskan kenapa kita dulu dijajah Belanda hingga 350 tahun dan Orde Baru hingga 32 tahun. Yakni karena rakyat tidak punya mental perlawanan.

Barangkali, karena tahu rakyat paling hanya ngedumel itulah yang membuat pemerintah berani menaikkan BBM. Hanya beberapa kelompok kecil mahasiswa dan buruh yang demo. Itupun tidak kunjung membesar. Bahkan oleh aparat, demo di kampus Unas digasak habis sampai ke dalam kampus. Persis jaman-jaman Orde Baru. Ya, tampaknya pelan-pelan kita memang bergeser kembali ke era kekerasan dan otoritarian.

Pemerintah, sepertinya kembali menggunakan pendekatan keamanan (security approach) dalam menangani demonstrasi. Dan lebih dari itu, mereka bukan sekedar ingin mengamankan, tetapi sudah dipenuhi hasrat kekerasan dan penganiayaan. Sehingga tidak cukup dengan memblokade sebuah aksi tetapi penting untuk menggasaknya, menangkap dan menghajar demonstrannya.

Jika hal ini terus berlanjut, maka lengkap sudah pemerintahan kali ini. Tidak bisa menciptakan lapangan pekerjaan, 'memprovokasi' naiknya harga-harga komoditas pokok, membuat sekolah dan kuliah mahalnya minta ampun--tetapi wakil presiden dan menko kesranya memanfaatkan kekuasaan untuk terus memperkaya diri, ditambah lagi mengembalikan pendekatan kekerasan dalam kamus politik kekuasaan.

0 comments:

Post a Comment