2.12.07

work hard, have fun, make history...














Satu bulan ini hari-hariku terasa lebih menyenangkan. Beroperasinya
Khatulistiwa Online memberiku kegiatan baru, aktivitas baru. Aku jadi rajin bangun pagi untuk mengecek inbox dan mengirim email promosi. Sementara kalo malem meng-upload buku-buku yang belum ada. Semua terasa menyenangkan, menggembirakan.

Saat paling menyenangkan adalah ketika aku membuka admin dan menemukan ada pembeli baru di inbox. Sungguh bahagianya. Kamu mungkin menganggap aku bahagia karena ada pembelian, yang berarti pemasukan. Bukan. Sekali lagi bukan. Ini bukan soal uang. Yang membuat bahagia adalah ketika muncul perasaan bahwa apa yang kita bikin mendapat respon dan feedback dari orang lain. Diapresiasi oleh publik.

Buku pertama yang terjual di Khatulistiwa adalah Sungai dari Firdaus, buku tentang perkembangan genetika manusia. Pembelian pertama ini sebenarnya absurd, karena terjadi saat Khatulistiwa belum launching. Yang beli seorang teman yang dikasi tau temen deketku. Karena belum launching, tentu saja kami juga belum punya stok bukunya. Karena tidak ingin mengecewakan, akhirnya aku membeli buku tersebut di Gramedia untuk kemudian aku kirim ke teman tersebut.

Sekarang, tiap hari ada pembelian. Bahkan banyak juga yang dari luar Jawa seperti Batam, Parepare, Kupang, Lombok, Banjarmasin, Aceh. Pemasukannya saat ini memang hanya cukup untuk operasional, tapi itu sudah cukup. Kami baru mulai, dan jalan masih panjang. Yang penting bagaimana tetap fokus, konsisten, dan strategis. Ada banyak kendala memang, tapi aku yakin bisa melewatinya. Dulu, ketika bikin Fresh Book, aku juga hanya modal nekat dengan sedikit uang. Tapi kini Fresh Book sudah menerbitkan belasan buku, diantaranya karya-karya master piece dunia seperti The Unbearable Lightness of Being dan Identity-nya Milan Kundera, Vernon God Little yang memenangi Booker Prize 2003, Animal Farm-nya George Orwell, Ishmael-nya Daniel Quinn serta Kota-kota Imajiner-nya Italo Calvino. Selain tentu saja, best seller kami, Art of Loving Erich Fromm.

Lagi-lagi, persoalannya bukan uang. Fresh Book mungkin memang belum 'menghasilkan' uang, alih-alih menanggung utang. Tapi ia sudah mampu menghadirkan karya-karya cerdas dan bermutu ke publik buku di Indonesia. Ada banyak pecinta buku--khususnya sastra--yang mengenal Fresh Book, seolah ia penerbit besar dengan jumlah buku puluhan atau ratusan. Padahal buku kami baru belasan. Dan itu membahagiakan--jika tidak dibilang membanggakan.

Begitu pula Khatulistiwa saat ini. Ia belum menghasilkan uang, tapi telah diapresiasi oleh sejumlah orang. Beberapa diantaranya bahkan begitu exicted. Ya, mereka excited karena kami menyentuh pikiran dan perasaan mereka dengan apa yang kami hadirkan dan layanan yang kami berikan. Dengan Khatulistiwa, kami bukan hanya membawa pembaca menemukan buku yang ia inginkan, tetapi juga menuntun buku untuk menemukan pembacanya masing-masing.

Saat ini pikiranku lagi fokus bagaimana caranya terus meningkatkan jumlah pengunjung, menaikkan penjualan, dan tentu saja, menambah jumlah buku--agar lebih lengkap dari toko buku Gramedia. Dengan modal cekak, semua itu memang menjadi pekerjaan yang berat. Ingin rasanya pasang iklan di Kompas selama 5 bulan berturut-turut, tapi itu tidak mungkin. Karena budget tidak cukup. Tapi ada banyak jalan menuju Roma bukan? Dan aku rasa aku bisa menemukannya.

Yang jelas Khatulistiwa kini sudah jadi dan beroperasi, meski belum sempurna. Namun itu tetap saja membahagiakan. Buatku, itu seperti a little thing that make a big change. Bulan ini, aku ingin beberapa halaman buku bisa dilihat seperti model look inside the book-nya Amazon, sehingga memungkinkan orang untuk membuka-buka halaman sebagaimana laiknya di toko buku konvensional. Selain itu juga rubrik comment, sehingga orang bisa mengungkapkan penilaiannya atas sebuah buku--yang bisa menjadi panduan/pijakan bagi pengunjung lainnya untuk membeli atau tidak.

Yang penting sekarang gimana menjaga semangat, inovasi dan kreativitas. Tantangan baru telah dibuat, dan aku harus menyele- saikannya. Butuh kerja keras dan juga fikiran cerdas untuk itu. Aku ingin Khatulistiwa bisa menjadi seperti yang aku inginkan: toko buku dan perpustakaan online terbaik di Indonesia. Dan aku yakin kami mampu. Aku yakin kami mampu menjadi footnote dalam sejarah perbukuan dan bisnis online di Indonesia, sebagaimana kami telah menjadi footnote dalam sejarah penggulingan Soeharto dan pergerakan mahasiswa '98.

Hai Kawan-kawan...
Let's work hard, have fun and make history...



0 comments:

Post a Comment