13.5.08

dunia lain para komandan

Dunia Lain Para Komandan. Demikian judul laporan Koran Tempo edisi 10 tahun reformasi, Senin, 12 Mei 2008, perihal kehidupan mantan-mantan aktivis '98. Ada beberapa aktivis yang dimuat profilnya dalam laporan khusus tersebut, yaitu Alex, Kokom, Adian, Sarbini dan gue.

Tidak ada yang istimewa dalam laporan tersebut. Tapi justru memang di situlah tujuan Tempo. Ia tidak ingin melaporkan hal-hal yang heroik dan istimewa. Ia ingin menampilkan aktivis sebagaimana adanya. Bahwa aktivis juga manusia, yang tidak melulu pergerakan dan politik tapi juga cari makan, bekerja dan seterusnya sebagaimana orang pada umumnya.

Dari lima orang yang diprofilin, Adian dan Sarbini adalah yang masih aktif di politik. Adian di PDIP, Sarbini menjadi asisten Sarwono Kusumatmadja. Sementara Alex dan Kokom murni kerja. Alex bisnis, Kokom karyawan profesional. Sementara gw? Separo aktifis separo pebisnis, hahaha...

Tapi laporan Tempo hanya sebagian kecil menyingkap realitas para mantan aktivis '98. Ada banyak realitas lain yang tidak diungkap--
karena keterbatasan perspektif dan juga halaman. Ada aktivis yang total menjadi politisi di DPR, seperti Rama Pratama mantan Ketua Senat UI '98. Namun ada juga yang sama sekali tidak lagi berurusan ama politik.

Secara ekonomi, aktivis juga beragam. Ada yang sudah punya rumah besar dan mobil mewah (Mercy, Audi dan BMW), dan ada yang masih ngekos dan naik angkot. Bahkan tidak sedikit yang masih bergelut dengan urusan perut. Ironis memang. Ada banyak orang yang mengalami mobilitas vertikal (menjadi politisi dan orang kaya baru) karena reformasi, tapi para pelaku sendiri tidak sedikit yang terperangkap dalam masa depan yang tidak pasti. Dan mereka-mereka inilah yang jarang dilihat masyarakat.

Masyarakat tahunya hanya aktivis-aktivis yang sudah jadi politisi, dan dari realitas kecil itu mereka menganggap bahwa aktivis '98 tidak ada bedanya sama politisi-politisi yang lebih tua. Sama-sama korup dan haus kekuasaan. Aku sendiri sering mendengar cibiran tentang aktivis '98. Sebuah generalisasi yang sering menyesakkan. Tapi ya mau apa lagi. Karena memang mereka tidak tahu bahwa dari ribuan mahasiswa yang ikut aksi '98, sebagian besar masih terpuruk dalam kesulitan dan ketiadaan.

1 comment:

  1. Vic, boleh nitip kopian Tempo-nya gak? Takut keabisan, soalnya baru minggu depan aku ada di Jkt. Buku yang elo mau udah ada di aku. Ntar ketemuan ya.

    Btw, gue ngasih Tag ke elo. Ini link-nya.

    Sampe ketemu di Jkt yaaa...!

    ReplyDelete