21.4.08

entrepreneurship? what is it, what is it for?

Entrepreneurship. Itulah tema yang aku bawakan di workshop BSI Career Centre hari ini. Pesertanya 150-an orang, hampir semuanya mahasiswa BSI. Tidak biasanya aku ngomong soal bisnis. Biasanya selalu soal politik. Ampe bosen.

Entrepreneurship sering dipahami sebagai tindakan menciptakan bisnis/usaha sendiri. Sebentuk usaha mandiri. Biasanya, ia di-
lawankan dengan karyawan--orang yang bekerja dalam bisnis orang lain. Hal itu diakibatkan karena penerjemahan yang memang tidak tepat, dimana entrepreneurship diterjemahkan menjadi kewirausahaan, dan seorang
entrepreneurs disebut sebagai wiraswastawan atau wirausahawan.

Sesungguhnya, entrepreneur lebih dari orang yang mencipta
bisnis sendiri, dan lebih dari sekedar bekerja untuk diri sendiri. Entrepreneurship mesti melibatkan kreativitas dan inovasi. Ia mengandaikan adanya penciptaan. Jadi mereka yang membangun bisnis yang cuma meniru bisnis orang lain sebenarnya belum layak disebut entrepreneurs. Sebagaimana definisi awal yang diajukan oleh ekonom Joseph Schumpeter,
"an entrepreneur is a person who is willing and able to convert a new idea or invention into a successful innovation."

Dengan pengertian di atas, barangkali di Indonesia tidak banyak
yang layak disebut entrepreneur. Memang banyak wirausahawan yang sukses, tetapi produk/jasa mereka tidak banyak yang baru dan inovatif. Dalam list
America's 25 Most Fascinating Entrepreneurs yang dirilis majalah Inc, nyaris tidak ada yang sekedar pebisnis sukses. Melainkan, mereka yang masuk list adalah orang-orang yang telah menciptakan produk inovatif atau terobosan kreatif. Dianta-
ranya pendiri Amazon, Jeff Bezos, serta pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin.


Sebagaimana dikatakan Bezos, "entrepreneurship is really more about a state of mind than it is about working for yoursel. It's
about being resourceful, it's about solving problem." Dan Bezos telah membuktikannya. Begitu juga Page dan Brin. Mereka cerdik.
Banyak akal. Kreatif. Dan karakter itu mendarahdaging dalam diri mereka, menjadi state of mind. Mereka bukan sekedar membuat bisnis, tetapi menciptakan terobosan. Mereka memecahkan persoalan. Amazon memecahkan persoalan kerumitan pembelian buku, dan Google memecahkan kerumitan pencarian data.


Nah, dengan pengertian di atas, dimana entrepreneurs mensyaratkan kreativitas penciptaan dan inovasi, bukan sekedar membangun usaha sendiri dan berani mengambil tanggungjawab dan risiko atas usaha tersebut--sebagaimana definisi risk taker yang dibuat Peter Drucker, apakah sebagian besar kita masih sanggup menjadi entrepreneur? Mungkin tidak. Atau kalo toh iya, mungkin hanya beberapa.

Mengapa? Karena negeri ini didominasi oleh orang-orang yang hanya punya mental plagiat dan meniru. Meniru dan mengekor apa saja yang dianggap membawa "kesuksesan", tanpa mau capek mikir bagaimana melahirkan sebuah produk atau ciptaan yang brilian. Masyarakat ini lebih terobsesi sama hasil, tanpa peduli proses. Bukankah demikian? Saya mungkin, entah Anda.

Memang, di tengah krisis ekonomi, ancaman kemiskinan, kian sulitnya bertahan hidup dan meraih kemakmuran, jalan pintas sering menjadi pilihan. Termasuk dalam hal ini plagiat dan meniru. Padahal plagiat 100% justru bisa membawa pada kehancuran. Pasar selalu berubah, dan oleh karena itu kita tidak bisa semata menjiplak bisnis orang lain yang kita anggap berhasil. Mesti ada semacam pengembangan dan inovasi.

Mencipta tidak selalu mengandaikan membuat sesuatu yang benar-benar baru. Mengembangkan sesuatu yang sudah ada juga merupakan sebentuk penciptaan. Beberapa tahun lalu, handphone hanya bisa dipake nelpon dan sms. Kini handphone juga bisa dipake motret, mendengarkan radio, musik dan lain-lain. Inilah yang disebut inovasi. Dan aku yakin banyak generasi muda di negeri yang bisa melakukan hal-hal semacam ini.

1 comment:

  1. tidak mutlak salah dengan meniru saya rasa mas savic.

    yang saya percayai mutlak salah dan tidak bagus untuk perkembangan kemanusiaan adalah mental malas nya itu sendiri.

    inovasi banyak terjadi dari proses meniru.

    tulisan yang insghtful

    ReplyDelete