11.8.08

alexander solzhenitsyn















Ia seorang komunis. Tapi diusir oleh penguasa komunis. Ia 'anti' kapitalisme. Tapi selama bertahun-tahun harus hidup di negeri kaum kapitalis. Itulah Alexandre Solzhenitsyn, sastrawan besar Rusia, sang penulis The Gulag Archipelago.

Ya, Solzhenitsyn adalah tokoh ikonoklastik. Ia pernah menolak penganugerahan Nobel--yang kelak ditiru Sartre. Ia dikenal 'sangat komunis', tapi dengan penuh keberanian mengkritik rezim komunis Stalin yang memang tidak manusiawi. Akibatnya, ia pun dijebloskan ke dalam penjara selama 8 tahun. Baru setelah Kruschev berkuasa, Solzhenitsyn dibebaskan. Namun keluar penjara tak lantas berarti kebebasan sepenuhnya. Karena dianggap bisa membahayakan lewat tulisan-tulisannya, tahun 1974 Solzhenitsyn dipaksa meninggalkan Rusia. Ia pergi ke Swiss, lalu ke Vermont Amerika Serikat hingga tahun 1994.

Minggu kemaren, 3 Agustus 2008, sang penulis gagah berani itu meninggal. Dalam usianya yang ke-89. Dalam ucapan belasungkawanya, perdana menteri Rusia, Vladimir Putin, menyatakan bahwa kematian Solzhenitsyn adalah sebuah kehilangan besar bagi Rusia. "Kita mengenang dia sebagai orang yang kuat, berani, dengan martabat luar biasa,” kata Putin.

Tentu Putin tidak melebih-lebihkan. Solzhenitsyn memang salah satu tokoh besar dalam sejarah Rusia. Lebih dari seorang sastrawan, ia adalah orang yang punya dedikasi terhadap negerinya, bangsanya--dan terutama kaum petaninya. "He was not simply a writer, but a visionary who would mend Russia," kata The Economist.





0 comments:

Post a Comment